(Kajian Analisis Semiotik Dengan Pendekatan Roland Barthes)
- Latar Belakang
Dalam berbagai manifestasi seni dinyatakan sebagai karya-karya seni rupa dan seni pertunjukan. Dalam bentuk yang bagaimanapun karya seni rupa, musik, tari, drama atau sastra, memiliki corak kehidupan batin manusia yang khas, dengan diberkati kepekaan perasaan estetis yang relatif untuk mengembangkan ide, motif atau tema karya seni selengkapnya.
Gagasan dalam karya seni, dicerminkan melalui kehalusan stylasi (gaya) dan kelembutan-kelembutan gaya yang abstrak, juga melalui susunan yang penuh kontrastik dengan ekspresi yang eksplosif dinamis, dalam perwujudan bentuk-bentuk visual; analisis auditef musikal; renungan filosofis dalam sastra; stylasi tari dan realisme drama . Kesemuanya itu diperuntukkan bagi keseimbangan kehidupan nyata maupun kejiwaan dalam mendambakan kesempurnaan dan kebahagiaan.
Berdasarkan pada bentuknya kesenian dapat dibagi atas 3 (tiga) kategori, yaitu seni rupa (visual art), seni pertunjukan (performing art) dan seni arsitektur . Kesenian dalam perwujudan kultural dengan sangat jelas memperlihatkan keanekaragaman tradisi di tanah air kita. Bisa dikatakan bahwa bukan saja kesatuan-kesatuan etnis-kultural atau suku-bangsa yang mempunyai kesenian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, bahkan terkadang komunitas-komunitas kecil memperlihatkan versi-versi yang berbeda dari bentuk dan perwujudan tari yans sama.
Secara keseluruhan tari itu dapat dibagi atas tiga kelompok besar , yaitu : Tari sepenuhnya, yang dapat dibagi atas dua golongan, yaitu : (1) yang tak mengandung cerita, (2) yang mengandung cerita. Tari yang terpadu dengan unsur seni lain : (1) terpadu dengan dialog, (2) terpadu dengan nyanyian, (3) terpadu dengan dialog dan nyanyian. Tari yang terpadu dengan permainan : (1) dengan akrobatik, (2) dengan demonstrasi kekebalan, (3) dengan sulapan seni tari.
Belum banyak diketahui sejarah seni tari di tanah air kita. Dari sudut bentuk dan perwujudannya perkembangan tari di Indonesia dapat dibagi atas lima tahap, yaitu (1) tahap kehidupan terpencil dalam wilayah-wilayah etnik, (2) tahap masuknya pengaruh-pengaruh luar sebagai unsur asing, (3) tahap penembusan secara sengaja batas-batas kesukuan, sehubungan dengan tampilnya nasionalisme Indonesia, (4) tahap gagasan mengenal pengembangan tari untuk taraf nasional, dan (5) tahap kedewasaan baru yang ditandai oleh pencaharian nilai-nilai di dalam tari itu sendiri.
Ciri khusus tarian Indonesia adalah terikat dengan tanah dan tidak menjauhinya, posisinya duduk, berlutut, membungkuk ataupun setengah membungkuk. Kaki dan tangan sama pentingnya. Barangkali pentingnya jari-jari ini adalah pengaruh dari India. Selendang juga sering muncul. Biasanya diletakkan di bahu dan dipegang oleh jari tangan.Sesuai dengan apa yang kita ketahui bahwa tari merupakan bagian dari kesenian. Tari merupakan gerakan badan (tangan, dsb) yang berirama dan biasanya diiringi dengan bunyi-bunyian (musik, gamelan dst) . Seni tari merupakan seni menggerakkan tubuh secara berirama, biasanya sejalan dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu gagasan atau emosi, atau menceritakan suatu kisah, dapat pula digunakan untuk mencapai keadaan semacam mabuk atau tak sadar bagi yang menarikannya. Kemungkinan-kemungkinan yang demikian itu, menjadikan tari sebagai ciri pokok pada kehidupan agama, masyarakat dan seni dalam kebudayaan pada umumnya.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan mengenai: makna apa yang terkandung dalam gerakan dan syair Tari Saman?
- Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang makna gerakan dan syair dalam Tari Saman.
- Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat member manfaat antara lain :
- Manfaat Teoritis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan perpustakaan bagi jurusan Ilmu Komunikasi IAIN Sunan Ampel. Khususnya dalam hal semiologi komunikasi, serta sebagai masukan bagi rekan-rekan mahasiswa yang mengadakan penelitian dapat dijadikan acuan atau literature untuk penelitian selanjutnya.
- Manfaat Praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa bangga kepada masyarakat Nangroe Aceh Darussalam, baik pemain maupun penikmat Tari Saman.
- Definisi Konsep
- Gerakan : Gerak adalah suatu perubahan tempat kedudukan pada suatu benda dari titik keseimbangan awal. Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman: Tepuk tangan dan tepuk dada. Tarian saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, karena hanya menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo)
- Syair : Syair ialah jenis puisi melayu lama yang berangkap dan setiap rangkapnya mengandung 4 baris ayat yang kesemuanya membawa makna isi dan maksud. Keempat-empat baris itu pula berirama sama.
Syair sering membawa makna isi yang berhubung dengan kias ibarat. Sindiran, nasihat, pengajaran, agama dan juga berasakan sejarah atau dongeng.
- Tari Saman
Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Nama tarian "Saman" diperoleh dari salah satu ulama besar NAD, Syech Saman. Tari saman atau sering disebut Tari Tangan Seribu atau Dance of Thousand Hands merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (Dakwah). Tarian ini mencerminkan Pendidikan, Keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.
Bagi para penikmat seni tari, Saman menjadi salah satu primadona dalam pertunjukan. Dalam setiap penampilannya, selain menyedot perhatian yang besar juga menyedot para penikmat seni tari. Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, karena hanya menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak badan, kepala dan posisi badan. Keunikan lainnya terlihat dari posisi duduk para penari dan goyangan badan yang dihentakkan ke kiri atau ke kanan, ketika syair-syair dilagukan.Tari ini biasanya dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya harus ganjil. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini dimainkan pula oleh kaum perempuan atau campuran antara laki-laki dan perempuan.
- Kerangka Teoritik
Sesuai dengan yang dijelaskan di atas, penelitian ini menggunakan teori “analogi kultural” yaitu teori yang membahas komunikasi non verbal, dari aspek “proxemics dan chronemics”. Mengenai proxemics, Hall mengacu kepada penggunaan ruang sebagai ekspresi spesifik dari kultur. Mengenai Chronemics, Hall mengemukakan bahwa norma-norma waktu ditemukan dalam berbagai kultur dalam bentuknya yang berbeda-beda.
Disini, Tari Saman dianggap sebagai ruang atau wadah untuk mengekspresikan suatu kebudayaan yang ada dalam setiap kultur masyarakat. Adapun dalam Tari Saman terdapat sarat akan makna. Sebuah tarian tidak begitu saja diciptakan, namun ada hal-hal yang melatarbelakanginya. Dan juga mengandung makna-makna yang dalam serta motivasi-motivasi.
Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teori interaksionalisme simbolik. Perspektif interaksional menonjolkan keagungan dan nilai individu diatas segala pengaruh yang lainnya. Manusia dalam dirinya memiliki esensi kebudayaan, saling berhubungan, masyarakat dan buah pikiran. Tiap bentuk interaksi sosial itu dimulai dan berakhir dengan mempertimbangkan diri manusia.
Selain itu proses social dari penunjukan diri dan pengambilan peran itu memungkinkannya untuk saling berinteraksi dan bertindak yang dilakukan oleh para anggota yang dapat ditentukan dari wujud kelompok. Pada waktu individu ini mengambil perannya, ia dapat mengizinkan orang lain untuk mengarahkan tindakan individunya sehingga sebagai hasilnya, tindakan beberapa orang atau lebih menjadi saling terstruktur satu dengan yang lainnya untuk membentuk tindakan kelompok: yakni individu pengambil peran menyelaraskan tindakannya dengan tindakan orang lainnya, bahkan generalized other. Dengan cara ini maka tindakan yang berbeda-beda oleh individu yang berlainan terorganisasikan dalam suatu kolektifitas sosial yang tampak dengan nyata pada para warga yang bukan anggotanya sebagai seperangkat tindakan yang terorganisasi untuk membentuk tindakan kolektifitas tertentu. Tindakan kelompok tersebut, berbeda dari tindakan individu yang membentuknya, karena pengorganisasiannya. Pandangan ini konsisten dengan ungkapan yang menyatakan bahwa keseluruhan lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya.
Untuk lebih spesifik lagi, tindakan kolektif itu dapat di identifikasikan sebagai identitas kolektifitas selama kita menandai tindakan bersama itu sebagai wujud tunggal seperti keluarga. Sesuai dengan penelitian ini yang meneliti kelompok Tari Saman di Surabaya.
- Metode Penelitian
- Pendekatan dan jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan paradikma kritis yang mendefinisikan ilmu social sebagai suatu proses yang secara kritis berusaha mengungkapkan kenyataan dibalik ilusi, false need yang dinampakkan dunia materi, dengan tujuan membantu membentuk suatu keadaan sosial agar dapat memperbaiki dan merubah kondisi kehidupan manusia. Paradigm kritis merupakan suatu cara pandang terhadap realitas sosial yang senantiasa diliputi rasa curiga dan kritis terhadap realitas tersebut. Selain itu dalam melihat realitas, yang dilakukan adalah melihat dalam konteks kesejarahannya (historis). Karena dalam penelitian ini, peneliti ingin mengungkapkan makna gerakan dan syair yang terdapat dalam seni hadrah.
Adapun jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya, lebih pada kedalaman (depth) dari pada keluasan. Dan data yang digunakan merupakan data kualitatif, yaitu data yang tidak menggunakan angka-angka. Penelitian ini bersifat deskriptif interpretative dengan menggunakan jenis telaah Semiotik Kultural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu. Tari Saman merupakan sebuah tarian yang dalam setiap gerakannya berisi tanda-tanda atau simbol bagi masyarakat Aceh. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah interaksi analisis simbolik berdasarkan atas konsep Herbert Blumer dengan menafsirkan gerak dan tindakan sesuai dengan arti.
- Unit Analisis
Unit analisisnya adalah pesan-pesan yang akan diteliti melalui analisis isi. Pesan yang dimaksud berupa makna gerakan dan syair dalam Tari Saman.
- Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya (STKW) di Jl. Klampis Anom II Surabaya.
- Tahapan-tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
- Mencari topik yang menarik
Setelah melakukan eksplorasi, peneliti mengumpulkan hail dari eksplorasi untuk memilih salah satu topik yang menarik untuk diteliti. Akhirnya peneliti memutuskan memilih topic tentang makna gerakan dan syair dalam Tari Saman.
- Membuat pertanyaan penelitian yang menarik
Dalam proses ini, peneliti mencoba mencari pertanyaan semenarik mungkin tentang Tari Saman. Seperti : bagaimana asal-usul Tari Saman? Apa fungsi Tari Saman? Apa saja aspek dalam Tari Saman? Dan apa makna semiotika dari Tari Saman (gerakan dan syair)?
- Alasan topik dipilih
Peneliti memilih Tari Saman sebagai obyek penelitian karena tari Saman merupakan tarian khas daerah Aceh yang mempunyai keunikan tersendiri dalam setiap gerakan dan syairnya.
- Merumuskan penelitian dengan mempertimbangkan topik, tujuan dan alasan (rationale) mengapa topic diputuskan untuk dikaji.
- Dalam pengolahan data ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif interpretative dengan analisis semiotika.
- Tahap klasifikasi data
- Identifikasi data : yaitu penetapan dan penentuan tentang Tari Saman pada kelompok Tari Saman tang akan diteliti. Akan tetapi yang ditekankan pada penelitian ini yaitu makna gerakan yang disertai dengan identifikasi petanda lain seperti, iringan musik dan syair (audio) yang dilantunkan dalam Tari Saman dengan pertimbangan sesuai rumusan masalah.
- Menetapkan pola semiosis dengan mempertimbangkan hierarki, sekuen ataupun pola semiosis serta kekhasan gerakan yang terdapat dalam Tari Saman.
Dengan artian data yang sudah diidentifikasi, yaitu gerakan (visual) dan syair (audio) dalam Tari Saman akan dipaparka oleh peneliti dengan jelas, dan sesuai dengan metode yang sudah dipilih dan ditetapkan oleh peneliti, yaitu dengan analisis semiotika Roland Barthes.
- Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena sangat mempengaruhi hasil akhir penelitian dan kebenaran data yang didapat. Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara melalui dokumentasi, wawancara, serta observasi.
- Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang berdasarkan pada buku, foto, laporan penelitian, majalah, surat kabar, situs internet dan sebagainya yang dianggap relevan dalam penelitian ini. Adapun sumber data yang diperoleh adalah :
- Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara menggali informasi dari seseorang yang dapat dijadikan sumber terpercaya. Adapun penggunaan wawancara dalam penelitian ini bertujuan agar data yang dikumpulkan menjadi berkembang, dan memperjelas data yang diperoleh dari cara dokumentasi.
- Observasi merupakan teknik yang dilakukan peneliti dengan cara terlibat langsung dalam aktivitas keseharian subyek yang diteliti untuk mendekatkan diri antara peneliti dan yang diteliti. Dalam hal ini, peneliti akan melakukan observasi terhadap sanggar tari (Tari Saman).
- Teknik analisis data
Analisis data merupakan bagian yang amat penting selain pengumpulan data, karena proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Adapun jenis penelitian analisis semiotika, menggunakan model Roland Barthes, yaitu model sistematis dalam menganalisis makna dengan tanda-tanda. Focus perhatiannya tertuju pada signifikasi dua tahap (two order of signification).
Signifikasi pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified. Dalam sebuah tanda tahap realitas eksternal Barthes menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna penting nyata dari sebuah tanda. Sedangkan signifikasi tahap kedua yang menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya, disebut sebagai konotasi.
Model Analisis Semiotik Signifikasi Dua Tahap Roland Barthes
- SIGNIFIER
(PENANDA)
- SIGNIFIED
(PETANDA)
- DENOTATIVE SIGN
(TANDA DENOTATIVE)
- CONOTATIVE SINGIFIER
(PENANDA KONOTATIF)
- CONOTATIVE SIGNIFIED
(PENANDA KONOTATIF)
- CONOTATIVE SIGN (TANDA KONOTATIF)
- Jadwal Penelitian
No
Uraian Kegiatan
Waktu Penelitian (3 bulan)
November
Desember
Januari
1
Pra survey / studi pendahuluan
x
2
Pembuatan proposal
x
3
Pengumpulan data
x
4
Analisis data
x
5
Penulisan laporan
x